
Trump Mendesak The Fed untuk Menurunkan Suku Bunga Saat Harga Telur Turun
Presiden AS Donald Trump kembali mendesak Federal Reserve untuk “melakukan hal yang benar” dan menurunkan suku bunga. Pada hari Kamis, ia menyampaikan argumennya melalui platform favoritnya, Truth Social, kali ini dengan alasan yang tidak biasa: harga telur dan bensin mulai turun, jadi suku bunga pun seharusnya ikut turun.
Menurut Trump, harga telur telah “turun secara signifikan” dalam beberapa minggu terakhir dibandingkan saat masa pemerintahan Biden. Ingat, lonjakan harga telur sebelumnya dipicu oleh meluasnya wabah flu burung, yang menyebabkan banyak warga Amerika mempertimbangkan ulang menu sarapan mereka. Trump pun tidak melewatkan kesempatan untuk menyalahkan sang mantan presiden. Kini setelah wabah mereda, logikanya, suku bunga pun seharusnya ikut menurun seiring dengan turunnya harga telur.
Meskipun begitu, harga telur saat ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata historis. Harga bahan bakar pun memang menurun, tetapi tetap fluktuatif. Akan tetapi, Trump bersikeras agar The Fed segera mengesampingkan keraguannya dan memangkas suku bunga.
Namun, The Fed tampaknya berada di jalur yang berbeda. Minggu ini, bank sentral menunjukkan keengganannya untuk melonggarkan kebijakan moneter. Para pejabat menyebut masih adanya risiko inflasi dan ketidakpastian—yang sebagian besar terkait dengan agenda tarif Trump. Pada pertemuan hari Rabu, The Fed mempertahankan level suku bunga, tetapi menaikkan proyeksi inflasi dan menurunkan prediksi pertumbuhan PDB untuk tahun 2025.
Meskipun demikian, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mundur. Ia terus mengingatkan The Fed bahwa penurunan suku bunga “akan sangat baik”. Menurutnya, langkah tersebut akan mendukung konsumen Amerika dan memperkuat ekonomi secara keseluruhan. Pertanyaannya sekarang: apakah bank sentral bersedia mendengarkan?