Lihat juga
Pada hari Jumat, pasangan mata uang GBP/USD mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Meskipun indeks PMI dari Inggris dan AS turut memengaruhi pergerakan ini, kita perlu mempertanyakan apakah lonjakan 150 pip ini benar-benar dapat dibenarkan berdasarkan laporan yang ada. PMI Manufaktur di Inggris tercatat naik menjadi 48,2, meskipun angka ini masih di bawah ambang batas kritis 50,0, yang menandakan adanya kontraksi. Sementara itu, PMI Jasa hanya sedikit meningkat dari 51,1 menjadi 51,2. Sekilas, data ini bisa terlihat positif, namun analisis mendalam menunjukkan bahwa informasi tersebut mungkin tidak cukup untuk memicu pergeseran signifikan seperti ini, terutama yang jarang terjadi bahkan setelah pertemuan bank sentral.
Perlu dicatat bahwa pasar cenderung membeli pound terutama sebagai bentuk koreksi jangka panjang, setelah mata uang ini mengalami penurunan yang cukup lama. Hal ini mungkin bukan hanya soal membeli sterling, melainkan juga menjual dolar, yang mungkin dipengaruhi oleh keputusan-keputusan Donald Trump yang akan datang. Atau, bisa jadi para trader sekadar mengambil keuntungan dari posisi pendek yang mereka pegang selama 3,5 bulan terakhir. Terlepas dari motif di baliknya, kami tidak melihat adanya justifikasi jangka panjang yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan pada pound. Tren penurunan selama 16 tahun masih berlaku, dan tren penurunan selama 4 bulan terakhir belum teratasi. Pada grafik harian, kenaikan terbaru mata uang ini terlihat kecil dibandingkan dengan penurunannya sebelumnya. Oleh karena itu, meskipun pound mungkin terus menguat selama satu atau dua minggu ke depan, hal ini tidak menghilangkan tren penurunan yang lebih besar.
Tantangan untuk pertumbuhan lebih lanjut pada pound tampaknya cukup besar. Minggu ini, Federal Reserve akan menggelar pertemuan pertamanya di tahun 2025, dan hampir dapat dipastikan bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah. Di sisi lain, Bank of England daiprediksi kan memangkas suku bunga minggu depan, dengan kemungkinan pemotongan tambahan di akhir tahun ini. Tidak ada rilis data signifikan yang dijadwalkan di Inggris minggu ini, namun itu mungkin tidak terlalu menjadi masalah—informasi yang cukup telah diperoleh mengenai situasi ekonomi Inggris, dan tidak banyak berita positif.
Berbeda dengan itu, AS akan mengalami minggu yang jauh lebih dinamis. Pada hari Selasa, laporan penting mengenai pesanan barang tahan lama bakal dirilis. Hari Rabu, pertemuan Federal Reserve akan berakhir. Kamis, ada laporan penting lainnya yang akan diterbitkan. Dan pada hari Jumat, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) akan dikeluarkan. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto untuk kuartal keempat diharapkan menunjukkan hasil yang stabil dan positif, dan kemungkinan besar The Fed tidak akan menyarankan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Penting untuk dicatat bahwa Trump berencana untuk mendesak Powell agar memotong suku bunga, mirip dengan yang dilakukannya empat tahun lalu. Ia terus-menerus dan sering kali menghubungi Powell untuk berdiskusi, namun pada akhirnya, itu tidak menghasilkan perubahan apapun. Dari sudut pandang kami, tidak ada alasan untuk khawatir bahwa The Fed akan menyerah pada tekanan Trump. Trump memiliki tanggung jawabnya sendiri, demikian pula The Fed dengan tanggung jawabnya. Jika Trump ingin menjalankan "rencana Napoleoniknya," maka konsekuensi dari rencana tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya sendiri.
Rata-rata volatilitas pasangan GBP/USD selama lima hari trading terakhir tercatat mencapai 114 pips, angka yang tergolong "tinggi" untuk pasangan mata uang ini. Dengan demikian, pada hari Senin, 27 Januari, kami memprediksi bahwa pergerakan pasangan ini akan berada dalam kisaran antara level 1. 2364 dan 1. 2592. Kanal regresi linear atas menunjukkan arah menurun, yang mengindikasikan adanya tren bearish. Selain itu, indikator CCI baru-baru ini telah memasuki zona overbought, dan ada kemungkinan terbentuknya divergensi bearish, yang memperlihatkan potensi kelanjutan tren penurunan yang ada.
Pasangan GBP/USD tetap dalam tren penurunan. Posisi long masih tidak direkomendasikan, karena kami percaya semua faktor yang mendorong pertumbuhan pound Inggris telah sepenuhnya tercermin di pasar, dan tidak ada katalis bullish baru yang hadir.
Jika Anda tradingberdasarkan analisis teknis murni, posisi long dapat dipertimbangkan dengan target di 1.2573 dan 1.2592, asalkan harga stabil di atas garis rata-rata bergerak. Namun, posisi short tetap jauh lebih relevan, dengan target di 1.2207 dan 1.2146. Harga harus terkonsolidasi di bawah rata-rata bergerak agar ini menjadi layak.
Kanal Regresi Linier membantu menentukan tren saat ini. Apabila kedua kanal sejajar, ini menunjukkan tren yang kuat.
Garis Moving Average (pengaturan: 20,0, smoothed) menjelaskan tren jangka pendek dan memandu arah trading.
Tingkat Murray bertindak sebagai tingkat target untuk pergerakan dan koreksi.
Tingkat Volatilitas (garis warna merah) mewakili rentang harga yang mungkin untuk pasangan ini selama 24 jam ke depan berdasarkan pembacaan volatilitas saat ini.
Indikator CCI: Apabila memasuki wilayah oversold (di bawah -250) atau overbought (di atas +250), ini menandakan pembalikan tren yang akan datang ke arah yang berlawanan.