Yen Jepang mengalami penurunan, mengalihkan beberapa keuntungan mingguan yang signifikan terhadap dolar AS. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, disertai dengan sentimen yang optimis di pasar saham, mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven tradisional, termasuk yen.

Meskipun demikian, penurunan signifikan yang dapat menimpa mata uang yen tampaknya tidak akan terjadi, di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan kembali menaikkan suku bunga minggu depan. Harapan ini didorong oleh pernyataan Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, dan Wakil Gubernur, Ryozo Himino. Selain itu, inflasi yang lebih ringan di Amerika Serikat diperkirakan akan mendorong Federal Reserve untuk melanjutkan pemotongan suku bunga tahun ini, yang dapat membatasi permintaan terhadap dolar dan membatasi pergerakan USD/JPY.

Hari ini, perhatian para trader akan tertuju pada terbitnya data pasar perumahan AS, yang berpotensi memberikan dorongan baru bagi pasangan USD/JPY.

Jika terjadi penembusan dan penerimaan yang berkelanjutan di bawah level psikologis 155. 00, USD/JPY bisa terkoreksi menuju area 154. 60 atau Simple Moving Average (SMA) 50-hari. Penjualan lebih lanjut dapat mendorong para penjual, membuat harga spot rentan terhadap penurunan yang lebih tajam menuju level bulat 154. 00, dengan key support berikutnya di 153. 30.

Di sisi lain, setiap usaha untuk pulih akan menghadapi resistensi kuat di level bulat 156. 00, diikuti oleh zona horizontal di 156. 40. Rintangan signifikan berikutnya terletak di kisaran 156. 70, dan jika berhasil melewati level ini, pasangan USD/JPY sepertinya akan mencoba merebut kembali level bulat 157. 00. Apabila terjadi pergerakan naik yang lebih lanjut, harga spot dapat melaju lebih tinggi ke penghalang menengah di 157. 50, membuka kemungkinan untuk mencapai level 158. 00 dan akhirnya mencatat level tertinggi dalam beberapa bulan yang tercapai minggu lalu.