Hari ini, yen Jepang terus berada di bawah bayang-bayang dolar AS selama paruh pertama sesi Eropa. Para investor tetap skeptis terhadap niat Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga. Kesenjangan imbal hasil yang semakin lebar antara obligasi AS dan Jepang, yang didukung oleh sikap hawkish Federal Reserve, menambah tekanan tambahan pada mata uang Timur Jauh yang berimbal hasil rendah ini.

Selain itu, data inflasi yang kuat dari Jepang, yang dipublikasikan pada hari Jumat, memberikan sedikit harapan untuk kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan pada bulan Januari atau Maret. Risiko geopolitik dan spekulasi bahwa otoritas Jepang mungkin akan melakukan intervensi di pasar untuk mendukung mata uang nasional dapat menahan para pelaku pasar yang pesimis terhadap yen. Selain itu, pembelian dolar yang diperbarui selama penurunan membantu USD/JPY maju menjelang rilis indeks sentimen konsumen AS.

Level rendah pada hari Jumat di sekitar 155,95 memberikan dukungan langsung terhadap penurunan lebih lanjut. Penurunan di bawah level ini dapat dianggap sebagai peluang beli di dekat zona horizontal sekitar 155,50. Level dukungan berikutnya terkait dengan level psikologis 155,00. Jika level ini ditembus, bias jangka pendek akan bergeser mendukung pihak bearish, membuat USD/JPY rentan terhadap penurunan lebih lanjut.

Di sisi lain, level bulat 157,00 bertindak sebagai resistance terdekat, diikuti oleh level 157,45 dan level tertinggi multi-bulan yang dicapai pada hari Jumat. Momentum beli tambahan di atas level 158,00 akan dianggap sebagai pemicu bullish baru, didukung oleh oscillator positif pada grafik harian. Dari sana, USD/JPY dapat naik ke level resistance menengah di 158,45 sebelum mencoba merebut kembali penghalang psikologis utama di 159,00.